Faizal Rachman Berikan Komentar Tingginya Jumlah Sapi yang Didatangkan dari Luar Kutim

oleh -782 views
Legislator Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman
Legislator Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman

Sangatta – Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman angkat bicara terkait tingginya jumlah sapi yang didatangkan dari luar pulau jelang Hari Raya Idul Adha.

Faizal menilai, besarnya jumlah sapi tersebut lantaran tingginya kebutuhan masyarakat Kutim yang ingin mengolah daging hewan itu, terlebih jelang Hari Raya Kurban.

“Artinya permintaan kebutuhan masyarakat itu tinggi, sementara ternak lokal kita tidak cukup untuk skala yang besar makanya didatangkan dari luar,” kata Faizal saat ditemui awak media, Rabu (12/6/2024).

“Apalagi kebutuhan Idul Adha itu bukan satu atau dua ekor, tapi kalau kebutuhan untuk sehari-hari mungkin masih bisa dicukupi. Artinya ini bukan masalah ketersediaan swasembada pangan, tetapi lebih ke momentum lebaran,” tambahnya.

Baca Juga :  Komisi B Dorong Pemerintah Kembangkan Sektor Peternakan Kutai Timur

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutim, jumlah sapi yang berasal dari luar wilayah Kutim mencapai 70 persen, di antaranya berasal dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selain itu, Faizal mengungkapkan bahwa mendatangkan sapi dari luar pulau dalam jumlah besar ini, bisa jadi karena masyarakat memiliki peluang bisnis dengan hitungan keuntungan yang lebih besar.

“Yaa bisa aja seperti itu, jadi bukan karena kita tidak swasembada. Karena yang main ini semua kan pebisnis dan pastinya mereka cari untung,” ungkap Politisi PDI Perjuangan itu.

Terlepas dari itu, dirinya menyebut bahwa Kutim memang harus siap ketika ada permintaan dalam skala yang besar. Terlebih pemerintah setiap tahunnya sudah menyediakan program bibit.

Baca Juga :  Terkait Sengketa Lahan Warga Karangan, DPRD Kutim Faizal Rachman Sindir SBA dan Indexim Saat RDP

“Memang budidaya itu kan gak bisa simsalabim (dalam waktu singkat), tapi soal ini saya optimis karena beberapa tahun belakangan beberapa Kelompok Tani (Poktan) ada yang saya dorong untuk pengadaan bibit produktif,” paparnya.

Namun, Faizal berpesan agar bibit tersebut bisa dikelola dan dikembangkan dengan baik. Dia juga tidak ingin mendengar kabar bahwa bibit produktif tersebut dijual oleh masyarakat.

“Saya memang tegaskan ini sama teman-teman, kalau bibit produktif ini kalian jual siap-siap aja dipidanakan. Karena kita inginnya jangan dulu dijual sebelum bibitnya berkembang,” pungkasnya.

Hal tersebut ia tegaskan agar masyarakat di Kutim dapat terdidik untuk memiliki mental yang bertanggungjawab. (Adv)

Baca terus artikel kami di GoogleNews

No More Posts Available.

No more pages to load.