Kutai Timur – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Faizal Rahman, menyayangkan kegagalan pembangunan Masjid At-Tauhab dan Pasar Modern di Kecamatan Sangatta Selatan. Proyek ini, yang dibiayai sebesar Rp 65 miliar melalui skema Multiyears Contract (MYC), mengalami kendala besar yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk direalisasikan.
“Gagalnya pembangunan masjid dan pasar di Kecamatan Sangatta Selatan Ini sangat di sayangkan, karena sudah kita alokasikan, namun sudah pasti tidak bisa di laksanakan, dan nilanya cukup besar untuk masjid sebesar Rp 35 milyar sedangkan untuk pasar Rp 30 milyar,” ungkap Faizal Rahman.
Faizal menilai bahwa Pemerintah Daerah seharusnya sudah melakukan perhitungan yang matang sejak awal, termasuk dalam perencanaan, sumber daya, dan waktu pelaksanaan. Proyek MYC diharapkan dapat mengatasi ketertinggalan pembangunan, tetapi ketidakberhasilan ini menunjukkan adanya masalah dalam persiapan awal.
Menurut Faizal, keterbatasan waktu tidak seharusnya menjadi alasan untuk kegagalan, karena proyek ini dirancang untuk menyelesaikan ketertinggalan pembangunan.
“Alasan mereka keterbatasan waktu, tapi ini yang mengajukan kan mereka, sebelum mengajukan, pemerintah daerah harusnya sudah matang dalam menyiapkan segala sesuatunya, kalau dalam pelaksanaanya tidak berjalan dengan baik, berarti sejak awal perencanaan mereka memang tidak matang,” jelasnya.
Dia berharap agar pemerintah daerah lebih berhati-hati dan teliti dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek mendatang agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. (Adv)
