Menuju Kutim Smart City 2025, Kominfo Tekankan Kolaborasi dan Transformasi Digital

oleh -72 Dilihat
oleh
Menuju Kutim Smart City 2025, Kominfo Tekankan Kolaborasi dan Transformasi Digital
Pembukaan Acara Sosialisasi Program Smart City Kab. Kutim Tahun 2025, di Hotel Victoria, Sangatta. Senin (10/11/2025).

KUTIMPOST.COM, Sangatta – Menuju Kutim Smart City 2025, Kominfo Tekankan Kolaborasi dan Transformasi Digital. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika menggelar Sosialisasi Program Smart City 2025 di Hotel Victoria, Sangatta, Senin (10/11/2025).

Dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Kominfo Kutim, Ronny Bonar H. Siburian, menekankan bahwa penerapan Smart City merupakan kebutuhan strategis untuk bertahan pada era digital, bukan lagi sekadar program pengembangan biasa.

Ronny menyampaikan bahwa Kutim memiliki tantangan geografis yang kompleks, dengan wilayah seluas lebih dari 35.700 kilometer persegi, 18 kecamatan, serta 139 desa dan kelurahan dengan sebaran penduduk yang tidak merata. Kondisi tersebut menjadikan konsep Smart City sebagai solusi untuk mengatasi hambatan pelayanan, aksesibilitas, dan disparitas pembangunan.

“Smart City bagi Kutim bukan hanya bagian dari kemajuan teknologi, tetapi sebuah penyesuaian untuk menyelesaikan persoalan wilayah, layanan publik, dan kualitas hidup masyarakat,” ujar Ronny.

Dalam paparannya, ia menyoroti enam komponen utama Smart City yang menjadi fokus pengembangan: Smart Governance, Smart Economy, Smart Environment, Smart Living, Smart People, dan Smart Branding.

Ronny menjelaskan sejumlah peningkatan yang diperlukan, di antaranya integrasi layanan pemerintahan digital, optimalisasi sistem ekonomi berbasis digital, hingga pemanfaatan teknologi untuk pemantauan lingkungan, kesehatan, dan pendidikan.

“Ke depan, sistem harus mampu bekerja otomatis. Misalnya untuk kesehatan, sistem bisa memberi rekomendasi dokter, menjadwalkan layanan, hingga akses ambulans. Begitu juga pada isu lingkungan dan mitigasi bencana, sistem harus memberi peringatan cepat kepada instansi terkait, bukan hanya viral di media sosial,” tegasnya.

Ronny menekankan bahwa keberhasilan Smart City tidak ditentukan oleh aplikasi dan infrastruktur digital saja, melainkan pembangunan ekosistem yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan lembaga vertikal.

“Kolaborasi adalah kunci. Smart City tidak bisa hanya dikerjakan satu dinas. Semua pihak harus terlibat agar integrasi berjalan dan dimanfaatkan masyarakat,” ujarnya.

Ronny juga menyebut bahwa hingga saat ini belum ada daerah di Indonesia yang menerapkan konsep Smart City secara utuh, bahkan kota besar seperti Bandung, Makassar, dan Jawa Barat masih dalam tahap pengembangan. Hal ini menjadi peluang bagi Kutim untuk menjadi daerah pelopor.

Ia berharap sosialisasi ini dapat membuka wawasan dan menyamakan persepsi seluruh pemangku kepentingan dalam mempercepat transformasi digital menuju Kutim Smart City 2025.

“Kutim memiliki peluang besar untuk menjadi daerah yang maju secara digital. Ini saatnya kita bergerak bersama,” pungkasnya. (Adv)

Baca terus artikel kami di GoogleNews

No More Posts Available.

No more pages to load.