Sangatta – Belum lama ini Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mendapatkan penganugerahan Kak Seto Award oleh Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) untuk kategori Pelopor dan Pelaksana Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).
Namun di sisi lain, kurangnya pendampingan dan perlindungan kesejahteraan yang diupayakan pemerintah, masih menjadi buah bibir yang hangat dibincangkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus kekerasan dan asusila terhadap anak di bawah umur kerap menjadi penanganan aparat kepolisian.
Tak hanya itu, sejumlah anak di bawah umur juga biasa ditemukan beraktifitas di sejumlah titik di jalan poros Kutim.
Menyikapi hal itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Joni memberikan atensi atas kasus tersebut.
“Kita berharap penghargaan yang didapat oleh Bupati, penerapannya bisa lebih maksimal terlihat di masyarakat, khususnya perlindungan anak di bawah umur,” ujar Joni, Rabu (29/5).
Dia menegaskan, Pemkab Kutim harus mengimplementasikan raihan tersebut. Ia juga mengingatkan agar jangan sampai pemerintah lalai dan menciderai penghargaan tersebut.
“Karena bagaimana pun kita sudah dapat penghargaan, jadi jangan sampai penghargaan ini terciderai,” tegasnya.
Politisi PPP itu juga berharap dengan adanya LPAI bisa membantu memberikan sosialisasi dan masukan bagi orang tua di Kutim sehingga hubungannya dengan para anak bisa lebih harmonis.
Menurutnya komunikasi yang baik orang tua anak dan instansi pemerintahan terkait, akan menjadi faktor pendukung dalam mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Sebagai orang tua harus bisa memberikan perhatian yang lebih kepada anak, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, tentunya pemerintah juga harus ikut berpartisipasi dalam hal ini,” ungkapnya.
“Saya berharap dari dinas terkait untuk dapat memberikan tindak lanjut agar kedepannya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi,” sebutnya.
Terakhir, dia mendorong agar pencapaian yang diterima Pemkab saat ini tidak lantas menghentikan langkah untuk terus meningkatkan kualitas Pemerintahan Kutai Timur.
“Jadi jangan dijadikan tolak ukur rasa kepuasan dari hasil kinerja yang sudah berjalan, tapi tingkatkan kualitas kerja,” pungkasnya. (Adv)