Sangatta – Pemerintah Pusat telah mencanangkan program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target penurunan angka prevalensi stunting hingga 14%. Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Asti Mazar Bulang, mengungkapkan kekhawatirannya terkait komitmen dan upaya Pemerintah Daerah dalam menurunkan angka prevalensi stunting yang masih cukup tinggi di wilayah tersebut.
Asti menilai, dengan sisa waktu yang semakin singkat, penanganan stunting harus menjadi program prioritas bagi pemerintah daerah. Sesuai amanat RPJMN 2020-2024, pemerintah diharapkan dapat mengurangi angka stunting secara signifikan.
“Kalau saya ditanya, pasti optimis. Selagi ada kemauan, pasti ada jalan,” ujarnya.
Menurut Asti, dengan anggaran besar yang dimiliki Kabupaten Kutim, seharusnya ada alokasi yang lebih besar untuk instansi terkait guna melaksanakan program pencegahan dan penanggulangan stunting. Dia menekankan pentingnya niat dan komitmen pemerintah dalam memanfaatkan anggaran secara efektif untuk mengatasi masalah kesehatan ini.
“Kabupaten Kutai Timur lagi gede-gedenya anggaran ini, sebenarnya kembali lagi ke niatnya saja,” ucap Asti.
Lebih lanjut, Asti menegaskan bahwa DPRD Kutim akan terus mendorong dan mendukung pemerintah dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah Kutim. Ia berharap pemerintah dapat mengoptimalkan dukungan anggaran yang mencapai Rp9,1 triliun untuk memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.
“Kami di DPRD akan terus mendorong pemerintah untuk gencar melakukan upaya dan langkah kebijakan, untuk terus menekan angka stunting agar menurun, bahkan kalau bisa sampai nol,” tambahnya.
Asti juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan unsur terkait untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
“Nah, tinggal bagaimana pemerintah bersama unsur terkait bisa berkoordinasi dengan baik, dan saya yakin, selagi ada niat, itu pasti bisa,” pungkasnya.
Untuk diketahui, prevalensi stunting mengacu pada jumlah keseluruhan permasalahan stunting yang terjadi di suatu daerah pada waktu tertentu, dan merupakan indikator penting dalam menilai status kesehatan anak-anak di sebuah wilayah. (Adv)