Sangatta – Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kutai Timur, Agus Hari Kusuma, menanggapi adanya ketidaksesuaian data stunting antara Dinas Kesehatan dan BKKBN yang belakangan menjadi sorotan. Menurut Agus, ketidakcocokan data ini berpotensi menghambat implementasi program penanggulangan stunting yang sudah direncanakan. Ia menekankan pentingnya data yang seragam dan sesuai dengan kondisi di lapangan sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan.
“Data ini seharusnya sama karena akan menjadi dasar kita membuat kebijakan,” ungkap Agus Hari Kusuma, mengomentari isu tersebut dalam sebuah kesempatan baru-baru ini. Agus juga menyoroti pentingnya pemahaman yang seragam tentang stunting, khususnya di tingkat masyarakat. Ia mengakui bahwa sering kali terdapat perbedaan pemahaman terkait stunting, terutama di kalangan masyarakat bawah.
“Perbedaan pemahaman tentang stunting ini bisa menjadi salah satu alasan ketidaksesuaian data. Kita perlu pendekatan seragam agar masyarakat memahami dengan baik apa itu stunting,” jelas Agus.
Agus mengungkapkan bahwa dalam tiga tahun mendatang, pihaknya menargetkan penurunan angka stunting di Kutai Timur, dengan harapan masalah ini dapat segera teratasi. Ia juga mengapresiasi program-program yang sudah berjalan, seperti pemberian makanan tambahan, pemeriksaan kesehatan, dan penyediaan vitamin bagi anak-anak di wilayah tersebut.
Selain faktor kesehatan, Agus menyebutkan bahwa tantangan dalam penanggulangan stunting juga berasal dari faktor teknologi dan lingkungan yang dapat berdampak negatif.
“Radiasi dan faktor teknologi lain bisa jadi penyebab yang jarang disadari, dan ini perlu kita waspadai,” ujarnya.
Sebagai penutup, Agus mengajak seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kerja sama dan konsolidasi data guna mempercepat pencapaian target penurunan angka stunting di Kutai Timur. (Adv)