Sangatta– Sampah masih menjadi masalah serius di Kutai Timur (Kutim). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim belum berhasil mengatasi permasalahan sampah ini meskipun berbagai program telah dijalankan. Dalam beberapa tahun ke depan, volume sampah di Kutim diprediksi akan meningkat, mengingat statusnya sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang akan mendatangkan lebih banyak penduduk.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Agusriansyah Ridwan, menyatakan bahwa penanganan sampah adalah kewajiban Pemkab Kutim yang harus segera diselesaikan. Menurutnya, meskipun pemerintah sudah berupaya keras, hasilnya masih belum maksimal. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak inovasi dan konsep pengelolaan sampah yang lebih modern.
“Menurut saya permasalahan sampah ini, harus menjadi kebijakan dasar yang harus dipikirkan idenya untuk dijalankan dan itu sudah dijalankan,” ungkap Agusriansyah Ridwan.
“Namun dari beberapa skema yang dijalankan belum ada yang sukses, bahkan menggandeng coorporate termasuk lahan yang sudah disiapkan, ini yang masih perlu dipikir ulang,” sambungnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai, Pemkab Kutim harus menempatkan program pengelolaan sampah masuk dalam program Rencana Pembangunan Jangka Panjang maupun Menengah Daerah (RPJPD). Dengan begitu, akan lebih banyak usulan program untuk mengatasi persoalan sosial ini.
“Karena persoalan sampah ini tidak bisa dipikirkan hanya dalam RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) saja, harusnya masuk dalam program jangka panjang atau minimal Multy years, yang sudah jelas penganggarannya,” tuturnya.
Anggota Komisi D DPRD Kutim yang membidangi Kesejahteraan Rakyat ini meminta Pemkab Kutim memberikan perhatian serius terhadap persoalan sampah. Dia menambahkan bahwa perlu ada komitmen yang kuat untuk bisa segera menyelesaikan persoalan sampah yang semakin hari kian mengkhawatirkan.
“Kita perlu solusi yang lebih konkret dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ini, dan itu membutuhkan inovasi serta pengelolaan yang lebih modern,” pungkasnya. (Adv)