KUTIMPOST.COM – Keluhan Tersering Orang dengan Kanker Serviks, Segera Periksakan ke Dokter Bila Alami Gejala Berikut. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada area leher rahim atau ujung rahim yang menyempit hingga ke dalam vagina. Hingga saat ini, kanker serviks masih menjadi kanker terpenting setelah kanker payudara pada wanita.
Berdasarkan data pada tahun 2020, terdapat 36.000 kasus baru kanker serviks yang terdiagnosis di Indonesia. Rata-rata, ada sekitar 89 kasus kanker serviks yang terdiagnosis setiap harinya.
Menurut Konsultan Obstetri dan Ginekologi Anindita dari RS Persahabatan Jakarta, sebagian besar pasien kanker serviks mengalami pendarahan setelah berhubungan intim.
“Biasanya dokter curiga. (Kanker serviks) memiliki gejala pendarahan setelah berhubungan seks. (Hubungan seksual) paling banyak terjadi pada pasien muda,” kata Aninthita.
Kemudian, jika menstruasi berlangsung lama dan tidak kunjung usai, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
“Kemudian pada orang yang menopause muncul darah. Bahkan setelah menopause, darah tidak boleh keluar. Sebaiknya periksa ke dokter,” kata Anindita.
Dan jika keputihan berulang Anindita mengatakan dia harus segera menemui dokter. nyeri panggul
Jika kanker serviks sudah dalam stadium lanjut Penderita sering mengeluh nyeri pada daerah panggul.
“Karena kanker cenderung berukuran besar. Oleh karena itu, terjadi tekanan tambahan pada area sekitar leher rahim sehingga menimbulkan tambahan nyeri yang tidak normal,” kata Anindita dalam siaran langsung di Instagram Kementerian Kesehatan pada Selasa, 13 Februari 2024.
Anindita mengatakan kanker serviks merupakan penyakit yang bisa dideteksi sejak dini. Hal ini juga dapat diidentifikasi dari lesi yang disebabkan oleh kanker. Oleh karena itu, penting bagi wanita yang aktif secara seksual untuk melakukan tes Pap atau IVA setiap tahun.
“Idealnya tes pap smear dilakukan setahun sekali agar jika ada kelainan pada leher rahim kita bisa mengetahuinya,” kata Anindita.
“Jika ada lesi prakanker, bisa ‘tertangkap’ jika dilakukan skrining awal,” ujarnya.
Anindita mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat perempuan lebih berisiko terkena kanker serviks. Pertama, jika wanita tersebut berhubungan seks ketika usianya kurang dari 17 tahun.
“Waktu saya kecil, perkembangan alat kelamin saya belum sempurna, tapi saya berhubungan seks. Ini risiko lebih tinggi terkena kanker serviks,” ujarnya.
Faktor risiko lainnya sering berganti pasangan seksual atau mempunyai banyak pasangan seksual Dan perokok lebih berisiko terkena kanker serviks.
Orang yang belum pernah berhubungan seks memiliki risiko sangat rendah terkena kanker serviks.
“Karena sebagian besar masyarakat sudah mengetahui penyebab kanker serviks, maka virus HPVlah yang paling banyak ditularkan melalui hubungan seksual,” kata Aninthita. “Meski ada kanker serviks yang tidak berhubungan dengan HPV, namun angka kejadiannya sangat rendah,” kata Aninthita.
Oleh karena itu, wanita yang aktif secara seksual pada usia dini Memiliki banyak pasangan seksual Oleh karena itu, pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak pernah melakukan hubungan seksual.