Sangatta – Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Dyah Ratnaningrum, menyampaikan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan daging sapi lokal yang mencapai 5.000 ekor per tahun di Kutim.
Dyah menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan populasi sapi di Kutim tanpa mengurangi jumlah yang ada saat ini. Dia menjelaskan bahwa secara teori, hanya 10 persen dari populasi sapi yang boleh dipotong setiap tahun untuk memastikan keberlanjutan sektor peternakan.
“Secara teori, hanya 10 persen dari populasi sapi yang boleh dipotong, agar tidak menggerus dan menghabiskan populasi yang ada,” ujar Dyah saat ditemui awak media di Hotel Royal Victoria, pada Kamis (16/05/2024).
Untuk memenuhi kebutuhan 5.000 ekor sapi per tahun, Kutim saat ini memiliki populasi sapi sekitar 15.000 ekor. Dyah merencanakan strategi jangka panjang untuk meningkatkan populasi sapi menjadi 50.000 ekor agar target tersebut dapat tercapai.
“Kita membreakdown target selama 10 tahun, sehingga setiap tahunnya kita harus menambah populasi sebanyak 3.500 ekor sapi,” ungkapnya.
Untuk mencapai target tersebut, Dyah merinci bahwa 2.000 ekor sapi per tahun akan dihasilkan melalui intensifikasi program kawin alam dan inseminasi buatan. Dia optimis bahwa target ini dapat tercapai mengingat jumlah betina produktif yang terdaftar saat ini sekitar 4.000 ekor dari total populasi sapi yang ada.
“Saya yakin target 2.000 ekor bisa tercapai, karena dari populasi tersebut, betina produktif yang terdaftar sekarang berjumlah kurang lebih 4.000 ekor,” pungkasnya. (Adv)
