MenKopUKM ke Vietnam Bidik Kerja Sama Penguatan Produksi Pangan dan KUMKM

oleh -1,317 views
oleh

KUTIMPOST.COM, Internasional – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki berkunjung ke Vietnam dengan tujuan untuk memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara, khususnya terkait koperasi dan UKM serta produksi pangan.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam pertemuannya, Kamis, mengatakan: “Sebagai negara ASEAN, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi ekonomi yang relatif sama, maka perlu dilakukan kerja sama untuk mencapai kepentingan dalam negeri yaitu memperkuat kedua negara.” Vietnam (21/3).

Kunjungan kerja Menteri Teten berlangsung pada tanggal 21 hingga 22 Maret 2024 dan bertemu dengan Nguyen Hai Ninh, sekretaris Komite Partai Provinsi yang bertindak sebagai ketua rapat, serta Nguyen Tan Tuan, ketua Komite Rakyat provinsi oleh Khanh Hoa.

Turut hadir pula Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi dan Pj Gubernur Jawa Timur Adi Karyono, Wakil Menteri Perekonomian Bidang Kerja Sama Internasional Edi Prio Pambudi, dan Wakil Menteri Bisnis Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Ahmed. Menteri Teten. Zabadi.

Data tersebut menunjukkan bahwa ASEAN merupakan kawasan yang memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perikanan budidaya. Data FAO tahun 2024 menunjukkan hampir seperlima total produksi ikan dunia berasal dari ASEAN, yakni 42 juta ton dari total produksi ikan dunia sebesar 218 juta ton.

Selain itu, hampir seperempat produksi beras global berasal dari ASEAN, yakni 193,1 juta ton dari total 776 juta ton produksi beras global (FAO, 2023).

“Penting kita bekerja sama untuk memanfaatkan potensi Indonesia dan Vietnam melalui peningkatan produksi pangan dan hilirisasi melalui partisipasi koperasi dan UMKM, salah satunya adalah pengembangan ekosistem pertanian digital sebagai langkah transisi dari pertanian tradisional ke pertanian tradisional. pertanian modern”, kata Mentan. Koperasi dan UKM.

Kerja sama lainnya adalah di bidang penelitian dan pengembangan di bidang pertanian dan iklim untuk terus meningkatkan kualitas dan daya saing produk KUMKM di pasar global.

“Penting juga untuk meningkatkan kerja sama pengembangan model bisnis dan kemitraan rantai pasok perikanan dan pertanian di ASEAN,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten mengatakan penguatan kerja sama ini akan berdampak pada terbukanya lapangan kerja yang berkualitas di kedua negara. Saat ini, menurut data Sekretariat ASEAN, 27,02% dari total angkatan kerja di ASEAN bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Kesempatan kerja yang berkualitas tentunya sangat diperlukan untuk mendorong generasi muda agar lebih berpartisipasi di sektor ini, karena ke depan, generasi muda akan menjadi motor penggerak pembangunan pangan dan perikanan di kawasan ASEAN.

Hal ini berdasarkan data bahwa menurut ASEAN terdapat 224,2 juta generasi muda, dimana 53% diantaranya merupakan Gen Z (15-25 tahun) dan 47% merupakan generasi Millenial (26-35 tahun) (Sekretariat ASEAN, 2022).

Mendukung hal tersebut, Menteri Teten menyampaikan bahwa Indonesia kini fokus mengembangkan sejumlah inisiatif di bawah ini, antara lain produk pertanian, perikanan, peternakan, dan pertanian kooperatif.

“Pada dasarnya mengembangkan model koperasi yang korporatisasi petani dan nelayan. Menteri Teten mengatakan, “Dimana koperasi berperan sebagai agregator, inovator dan fasilitator untuk menghubungkan produk petani dan nelayan dengan rantai pasok perusahaan besar dan global.”

Inovasi program KemenKopUKM banyak yang terkait dengan pengurangan, antara lain pengurangan minyak sawit menjadi minyak goreng merah, hingga pengembangan berbagai produk yang lebih berkualitas oleh koperasi melalui rumah produksi bersama.

Baca terus artikel kami di GoogleNews

No More Posts Available.

No more pages to load.