Novel Tyty Paembonan: PSK Bisa Jadi Pintu Masuk Penyebaran HIV/AIDS

oleh -668 views
Anggota DPRD Kutim, dr Novel Tyty Paemboman.

Sangatta – Pekerja Seks Komersial (PSK) dinilai dapat menjadi pintu masuk penyebaran penyakit HIV/AIDS. Hal ini diungkapkan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Novel Tyty Paembonan. Ia menekankan pentingnya upaya perlindungan masyarakat dari penyebaran HIV/AIDS melalui regulasi dan pengawasan.

Oleh karena itu, DPRD Kutim telah membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) terkait HIV/AIDS, yang diketuai oleh Novel Tyty Paembonan sendiri.

“Pansus DPRD Kutim sedang menggodok Raperda tentang HIV/AIDS. Ini ada hubungannya dengan sumber masalah penyebabnya, salah satunya PSK,” kata Novel.

Ia menambahkan bahwa keberadaan PSK di Kutim tidak dapat dipungkiri dan potensi penyebaran penyakit ini melalui PSK cukup tinggi. Oleh karena itu, pengawasan terhadap PSK menjadi sangat penting.

Baca Juga :  Fraksi PKS DPRD Kutim Dorong Pengoptimalan Pendapatan Daerah

“Kita tidak bisa menutup mata PSK ada di Kutai Timur. Baiknya, PSK ini memang dilokalisir supaya tidak liar, selain itu gampang dikendalikan, diawasi dan diarahkan. Itu dilakukan agar mereka tidak menjadi pintu atau tidak menjadi sumber penularan HIV AIDS,” ungkapnya.

Melihat potensi penyebaran yang cukup besar, dia meminta Pemerintah untuk turun tangan menangani hal ini. Dia menyarankan agar para PSK ini diberi pelatihan sehingga dapat hidup mandiri tanpa harus kembali ke pekerjaan lamanya.

“Kemudian usaha Pemerintah untuk memberikan PSK pelatihan, pendampingan agar bisa hidup mandiri di luar pekerjaan mereka sebagai PSK, itu harus dilakukan. Kalau mereka mau dan berminat keluar dari pekerjaan mereka, Pemerintah harus bantu,” ujarnya.

Baca Juga :  Hasbullah Berharap Tak Ada Lagi Rasionalisasi APBD TA 2021

Ia juga mengusulkan bahwa PSK dapat dibina dan diberikan keterampilan seperti menjahit, membuat kue, atau bekerja di sektor UMKM.

“Mereka dapat dibina untuk diberikan keterampilan seperti menjahit, buat kue, atau sektor UMKM. Kita bersyukur bila mereka mau keluar dan cari sumber penghidupan yang lain,” tandasnya. (adv)

Baca terus artikel kami di GoogleNews