Sangatta – Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur (Kutim) mengadakan kegiatan Kursus dan Pelatihan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha. Acara ini berlangsung di Gedung Buana Mekar, Sangatta, Rabu (29/5/2024).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Heri Purwanto, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat agar memiliki kecakapan hidup dan mengembangkan diri, profesi, bekerja, serta berwirausaha.
“Selain itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. Serta bersinergi mendukung kebijakan pemerintah pusat melalui direktorat kursus,” ujar Heri dalam sambutannya.
Heri menyampaikan, pihaknya akan melaksanakan kegiatan pelatihan selama 5 hari yang berlangsung di tiga tempat dan kelas yang. Untuk kelas pertama, pihaknya akan mengadakan pelatihan menjahit di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) II Bontang yang diikuti sebanyak 40 peserta.
“Mudah-mudahan setelah diberikan pelatihan seperti ini, ketika mereka nanti kembali ke masyarakat, mereka punya keterampilan yang sama seperti masyarakat lainnya,” harapnya.
Selanjutnya, kelas kedua akan dilaksanakan di Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Soekarno Hatta.
“Di sana akan diadakan pelatihan pastry bakery, musik tradisional, batik ecoprint, dan digital marketing yang akan diikuti sebanyak 140 peserta,” sambungnya.
Untuk kelas ketiga, pihaknya akan mengadakan pelatihan di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bina Karya Education Sangatta Utara dan diikuti sebanyak 48 peserta yang rata-rata dari wilayah perusahaan, seperti Kecamatan Sangkulirang, Kaliorang, Kaubun, dan Teluk Pandan.
Setelah adanya pelatihan tersebut, Heri berharap agar para peserta dapat magang dan bekerja pada perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar wilayah mereka tersebut.
“Sehingga perusahaan tidak perlu lagi mengambil tenaga kerja dari luar, tapi lebih memberdayakan masyarakat Kutim,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia berkomitmen untuk melanjutkan dan mengembangkan program Cara Pelayanan Jemput Bola (Cap Jempol).
“Tidak hanya pada pendidikan non formal, tapi di PAUD Cap Jempol juga akan dikembangkan,” pungkasnya. (Adv)