Arang Jau Apresiasi Adanya Investasi di KEK Maloy

oleh -270 views
oleh

SANGATTA – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim) Arang Jau beri apresiasi atas prestasi Pemerintah Daerah Kutim yang mampu tarik investor untuk mulai menancapkan usahanya di kawasan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, dirinya berharap dengan adanya perusahaan yang akan beroperasi dapat memicu perusahaan lain untuk ikut berinvestasi di kawasan tersebut.

“Yah bagus, karena dari dulu kita bahas terus, akhirnya perlahan sudah ada yang mulai masuk,“ terangnya, Jumat (21/7/2022).

Menurutnya, keberadaan KEK MBTK nantinya bisa menjadi sarana pemacu pertumbuhan perekonomian di Kutai Timur khususnya, dan Kaltim pada umumnya. KEK MBTK akan menjadi kawasan industri untuk menciptakan hilirisasi produk dan meningkatkan nilai tambah produk.

Baca Juga :  DPPKB Kutim Tingkatkan Kompetensi Bidan dan Penyuluh Terkait Akselerasi KB

“Ini kan tujuanya baik, salah satunya bisa menjadi sumber pendapatan daerah, “ jelasnya.

Selain itu, adanya investasi baru di Kutim, secara tidak langsung juga membuka peluang bagi para tenaga kerja daerah untuk bisa bekerja di perusahaan yang akan beroperasi di kawasasan di KEK Maloy tersebut. “yang penting mereka (tenaga kerja) harus mempunyai skil (Keahlian),” tandasnya.

Politisi dari Partai Golkar yang duduk di Komisi B tersebut juga menyadari sebagian besar kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) daerah masih rendah di banding tenaga keja dari luar, untuk itu, dirinya berharap pemerintah terus menggenjot peningkatan keterampilan dengan melakukan berbagai upaya untuk pengembangan tenaga kerja daerah, agar mampu berdaya saing dalam dunia industri.

Baca Juga :  Gugus Tugas lakukan Rapid Test, Untuk Pelajar Yang Akan Melanjutkan Studi Keluar Kutim

Untuk di ketahui, PT Palma Serasih Internasional akan membangun Bulking Station di lahan seluas 3 hektare, dengan nilai investasi sebesar Rp 55 milyar. Bulking Station adalah unit pendukung industri perkebunan yang saat ini menjadi hal utama untuk antisipasi terjadinya “Top Tank” pada tangki timbun dan kondisi alam yang kurang bersahabat untuk kapal pengiriman. Sehingga tidak menyebabkan perusahaan berhenti berproduksi.(G-S08)

Baca terus artikel kami di GoogleNews