Dinkes Kutim Lakukan Monitoring dan Evaluasi Pendampingan Pasien TBC RO

oleh -1,086 views
oleh

Sangatta – Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pendampingan pasien Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) di Ruang Rapat Diskominfo Staper Kutim pada Selasa (2/4/2024) .

Kegiatan Monev dipimpin oleh Sekretaris Dinkes Kutim, M. Yusuf, yang mewakili Kepala Dinas. Turut hadir Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kutim, dr. Aisyah, serta petugas Puskesmas dari Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Teluk Lingga, dan kader Pengawas Minum Obat (PMO).

M. Yusuf menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah tindak lanjut dari instruksi Kemenkes mengenai investigasi kontak dan inisiatif Dinkes untuk aktif mencari kasus TBC. Di Kutim, terdapat tiga pasien TBC RO yang berlokasi di Sangatta Utara, Teluk Lingga, dan Kongbeng.

“Kasus kontak ini, misalnya ada kasus TBC, kita harus mencari 10 – 15 orang di masyarakat yang kemungkinan telah terpapar oleh penderita TBC. Kami melakukan skrining untuk menemukan mereka yang terinfeksi agar dapat diobati,” ungkap M. Yusuf.

Lebih lanjut, M. Yusuf berharap bahwa pada tahun 2030, kasus TB dapat benar-benar menurun. Oleh karena itu, Dinkes telah memperluas cakupan investigasi kontak TBC.

“Sebelumnya, kita sudah mencakup Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, dan sekarang telah mencapai Rantau Pulung, Bengalon, bahkan Kongbeng dan Muara Bengkal. Kami berharap investigasi kontak di Kutim dapat terus berjalan, terutama untuk kasus TB RO,” tuturnya.

M. Yusuf menyatakan bahwa penanganan kasus TBC RO memerlukan pendekatan khusus. Namun, masyarakat tidak perlu khawatir karena Dinkes telah mengantisipasi agar pasien tersebut dapat menjalani pengobatan dengan serius dan tidak mengalami resistensi terhadap pengobatan.

Sementara itu, Ketua PPTI Kutim, dr. Aisyah, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan evaluasi dukungan untuk pasien TBC RO agar terus menjalani pengobatan secara teratur. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi dari berbagai elemen, seperti kader PMO, petugas, dan pihak yang mendukung agar pasien tetap konsisten dalam minum obat.

“Di sini, kita menyamakan persepsi dan PPTI akan mengkoordinir kader-kader PMO di lapangan untuk membantu Dinkes,” tambahnya. (Adv)

Baca terus artikel kami di GoogleNews

No More Posts Available.

No more pages to load.