Kebanyakan Makan Kedelai Saat Hamil, Ini Risikonya Bagi Janin

oleh -463 views

KUTIMPOST.COM – Kebanyakan Makan Kedelai Saat Hamil, Ini Risikonya Bagi Janin. Makan kacang-kacangan saat hamil ternyata bisa meningkatkan kadar zat besi dalam darah. Namun jika ibu hamil terlalu banyak mengonsumsi kedelai, kebiasaan tersebut dapat menyebabkan gangguan pada alat kelamin pada janin laki-laki.

“Mengandung genistein, fitoestrogen pemacu pertumbuhan, dan konsumsi tinggi kedelai murni dapat meningkatkan risiko masalah genital atau saluran kemih jika bayinya laki-laki,” kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi National Hospital, Dr. Sipto Mngungkusumo Prof.DR.Dr.Noroyono Wibowo, Sp.OG Subsp KFm (K) dalam diskusi online pada Selasa (16/01/2024) di Jakarta.

Wanita hamil dengan janin perempuan yang mengonsumsi kedelai utuh berisiko mengalami menopause dini pada calon bayinya, sama seperti orang dewasa. Hal ini bisa terjadi karena bayi terpapar estrogen tingkat tinggi selama kehamilan.

Profesor Noroyono mengatakan selama hamil, ibu perlu menambah asupan zat besi tidak hanya dari satu sumber tetapi juga dari sumber lain seperti protein, lemak, mineral, dan karbohidrat. Salah satu sumber zat besi yang mudah diserap adalah daging merah, sapi atau kambing, dimana ibu hamil membutuhkan setidaknya 400 gram daging.

Selain daging, Anda juga harus mendapatkan cukup zat besi dari sayur-sayuran, kacang-kacangan, atau telur. Pasalnya, zat besi membutuhkan bahan pengikat agar bisa mengalir dengan baik di dalam darah, yaitu protein.

Namun karena mahalnya harga daging, para ibu seringkali menderita kekurangan zat besi. Padahal, zat besi sangat penting untuk tumbuh kembang janin.

“Kalau kandungan zat besinya kurang dari 11 miligram pada trimester pertama disebut anemia, dan kalau kurang dari 10,5 atau 10,5 miligram pada trimester kedua paling mudah dikonsumsi,” kata Profesor Noroyono.

Untuk menjaga kecukupan kadar zat besi dalam tubuh, Profesor Noroyono menganjurkan pemeriksaan darah tepi lengkap (TBL). Tes ini penting untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia defisiensi besi atau tidak.

Saat Anda menikah, perhatikan anemia penyebab talasemia. Karena meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan risiko kematian anak sebelum dilahirkan.

Sekitar 25 persen anak yang lahir dari ibu penderita thalassemia menderita thalassemia mayor. Setelah itu, bayi akan membutuhkan transfusi darah setiap minggunya.

Baca terus artikel kami di GoogleNews

No More Posts Available.

No more pages to load.