Menkes Budi Sebut Prediksi Puncak Kasus COVID Varian JN.1 Terjadi Januari 2024

oleh -318 views
oleh
Menkes Budi

Jakarta – Menkes Budi Sebut Prediksi Puncak Kasus COVID Varian JN.1 Terjadi Januari 2024. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan prediksi puncak kasus COVID varian JN.1 akan terjadi pada Januari 2024. Prediksi tersebut terlihat dari peningkatan jumlah JN. Versi .1 akan ditambahkan sebelum Natal 2023 dan Natal 2024.

Varian JN.1 (jumlah kasus) menyumbang 43 persen dari total sampel yang kami terima pada minggu ke-2 Desember. Kami menerima 77 sampel pada minggu ke-2, dari 77 sampel, 43 persennya adalah varian JN.1. .” kata Budi Gunadi saat dihubungi Health Liputan6.com di gedung Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Jakarta pada Jumat, 22 Desember 2023. Peningkatan pesat kasus varian JN.1

Dari sekuen yang dicatat Kementerian Kesehatan, versi JN.1 merupakan versi dominan COVID-19 yang menyebar di Indonesia. Deteksi versi JN.1 juga sangat cepat.

“Nah, kalau diprediksi puncaknya kita lihat di angka 43 persen, dan di minggu pertama Desember 2023 sudah 19 persen. Kenaikannya cepat, artinya mendominasi versi yang ada saat ini. Pengalaman kita tadi Pak Menteri Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyatakan, setelah 80 persen, sudah keluar 80 persen puncaknya.

“Sekarang kita lihat 19 persen jadi 43 persen, itu naik hampir 20 persen kan? Kalau minggu depan kita harapkan 20 persen lagi, jadi 60 kasus, (meningkat) dari 20 persen lagi di minggu depan dan sudah 80 kasus.” .puncak – itu telah tercapai.”

Baca Juga :  Perjalanan ke Kantor Lebih dari 1 Jam Tingkatkan Risiko Depresi

Selain temuan varian JN.1, hasil varian COVID yang dilaporkan Kementerian Kesehatan dari 77 sampel hingga minggu ke-2 Desember 2023 adalah varian XBB.1.16 dan XBB.1.9.1.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melanjutkan, “16 persen itu XBB.1.16, lalu ada XBB.1.9.1. Jadi JN.1, XBB itu versi Omicron.”

“Omicron ini bapaknya, kalau SARS-CoV-2 itu COVID, itu kakeknya. Omicron itu bapaknya, nah ini (JN.1 dan

Jika prediksi puncak kasus COVID varian JN.1 terjadi pada Januari 2024, maka puncak penurunan diperkirakan terjadi pada Februari 2024.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, sampai kapan KTT akan berlangsung?

“Jadi mudah-mudahan nanti kita lihat, kalau misalnya puncaknya terjadi di bulan Januari, seharusnya Februari. Insya Allah nanti.” Semua kematian disebabkan oleh COVID

Budi Gunadi menambahkan varian JN.1 memiliki bobot lebih ringan dan rawat inap.

“Sampai saat ini kita lihat RS kita masih relatif kosong (untuk pasien COVID). Bed occupancy rate (BOR) masih relatif kosong. Kematiannya sebenarnya banyak, sekitar 27 orang.”

Baca Juga :  5 Kiat Jaga Berat Badan di Momen Pergantian Tahun, Salah Satunya Kurangi Minum Kalori

“Tapi 27 orang itu ada penyakit penyerta. Jadi masuk, sakit-sakitan, biasanya jantung atau stroke. Saat dites, positif COVID. Jadi tidak semua meninggal bukan karena positif untuk COVID, tetapi karena penyakit lain.”

Varian COVID JN.1 yang merupakan turunan dari Omicron BA.2.86 kini telah mencapai 41 kasus di Indonesia. Data tersebut dilansir Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per Senin, 19 Desember 2023.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu merinci kasus varian JN.1 yang banyak ditemukan pasien positif dari DKI Jakarta.

“Sejak 19 Desember 2023 penemuan JN.1 di Indonesia sudah ada 41 kasus,” kata Maxi saat dikonfirmasi Health Liputan6.com pada Kamis, 21 Desember 2023.

Sebaran kasus COVID varian JN.1 sebanyak 41 kasus, antara lain: Sampel kasus positif 6 – 23 November 2023 = 5 kasus 2 kasus dari Jakarta Utara 1 kasus dari Jakarta Selatan 1 kasus dari Jakarta Timur 1 kasus dari Uji Coba Tanggal Batam 1 – 12 Desember 2023 = 36 acara 29 acara dari Jakarta Selatan 2 acara dari Jakarta Timur 2 acara dari Jakarta Utara 3 acara dari Batam

Baca terus artikel kami di GoogleNews