KUTIMPOST.COM – Siapa Bilang Vape tak Berbahaya Seperti Rokok Konvensional? Ini Kata Dokter. Dr Agus mengatakan, berdasarkan studi dan penelitian yang ada, vaping memiliki banyak dampak bagi kesehatan.
Guru Besar Departemen Kedokteran Paru dan Pernafasan Universitas Indonesia (FKUI) menyoroti tiga kesamaan terkait kesehatan antara vaping dan rokok biasa. Pertama, keduanya mengandung nikotin yang bisa membuat ketagihan
Menurut penelitian yang dilakukan di RS Parsahbatan, sekitar 70% pengguna vape mengalami tingkat ketergantungan yang tinggi. Hal ini meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang, seperti penyempitan pembuluh darah, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan berpotensi mengganggu proses kognitif, terutama pada remaja.
Kedua, produk ini mengandung zat karsinogenik atau karsinogenik Meskipun rokok biasa mengandung tar, penelitian menunjukkan bahwa uapnya mengandung karsinogen lain seperti akrolein, logam berat, dan senyawa karsinogenik lainnya. Ini merupakan potensi risiko kanker pada penggunanya, terutama remaja
Ketiga, baik rokok vape maupun rokok biasa mengandung partikel halus yang dapat menyebabkan peradangan pada sistem pernapasan dan pembuluh darah. Hal ini meningkatkan risiko penyakit bronkitis, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pneumonia, penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah lainnya.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa paparan uap dalam jangka pendek dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dan kandung kemih. Potensi risiko serupa pada manusia mungkin saja terjadi, kata Dr. Agus, meski belum jelas kapan dampak tersebut akan terjadi.
Dalam konteks ini, Dr. Agus menekankan perlunya pengaturan yang ketat antara vaping dan rokok biasa. Meskipun pelarangan merokok di Indonesia dianggap sulit, ia menekankan perlunya undang-undang serupa untuk melarang iklan dan penjualan rokok biasa kepada anak-anak dan remaja.