KUTIMPOST.COM – Studi: Makan 1 Telur Seminggu Bantu Turunkan Risiko Alzheimer. Sarapan pagi sering kali identik dengan sepiring telur orak-arik atau telur mata sapi yang mengepul hangat. Namun, seiring waktu, kekhawatiran akan kolesterol membuat beberapa mengurangi konsumsi telur, bahkan mungkin ada menghilangkannya total dari menu harian.
Siapa sangka, di tengah hiruk-pikuk informasi kesehatan yang simpang siur, sebuah penelitian justru menemukan fakta mengejutkan: makan satu telur seminggu berpotensi menurunkan risiko penyakit Alzheimer. Ternyata telur mungkin dapat berperan besar dalam menjaga ketajaman ingatan di masa tua nanti.
Turunkan risiko penyakit Alzheimer hingga 47 persen
Telur telah menjadi makanan pokok dalam pola makan sehari-hari. Meskipun kaya akan nutrisi, relatif terjangkau, dan mudah diperoleh, tetapi telur menjadi subjek kontroversi yang cukup besar di bidang kesehatan dan kebugaran selama bertahun-tahun.
Menurut para penulis studi, mengonsumsi satu telur per minggu dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer sebesar 47 persen dibandingkan yang mengonsumsi telur kurang dari sekali sebulan.
Mereka juga mengatakan bahwa orang-orang yang mengonsumsi telur memiliki penumpukan protein beracun—terkait dengan penyakit Alzheimer—yang lebih rendah.
Telur baik atau buruk?
Dari ratusan tahun yang lalu, telur dianggap sebagai makanan pokok yang esensial. Kaya akan nutrisi, protein, dan mikronutrien, telur menjadi makanan pokok di seluruh dunia. Namun, beberapa dekade lalu, para ilmuwan menemukan bahwa kadar kolesterol tinggi dalam darah merupakan faktor risiko penyakit jantung, sehingga telur berkolesterol tinggi menjadi dijauhi.
Akan tetapi, seiring perkembangan ilmu gizi, menjadi jelas bahwa kolesterol dalam makanan tidak secara signifikan memengaruhi kadar kolesterol dalam darah. Berkat pemahaman baru ini, telur kembali ke meja makan. Namun, kandungan lemak jenuhnya masih menjadi perhatian, sehingga protein ini masih dihindari atau dibatasi konsumsinya oleh sebagian orang. Meskipun demikian, telur kemungkinan jauh lebih sehat daripada banyak camilan rendah lemak dan olahan yang menggantikan telur di dapur modern. Faktanya, telur mengandung semua unsur mikro esensial.
Oleh karena itu sekarang dikatakan bahwa telur dapat menjadi bagian dari diet sehat dan seimbang, tetapi mengonsumsi beberapa butir telur per hari pada orang yang berisiko, dapat menjadi tidak sehat.
Hubungan antara telur dan penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum dan meskipun telah dilakukan penelitian selama puluhan tahun, tetapi belum ada obatnya. Pengobatan yang dapat memperlambat penyakit ini juga sangat terbatas. Jadi, memahami faktor gaya hidup yang terkait dengan risiko yang lebih tinggi sangat penting. Dalam hal ini, banyak ilmuwan fokus pada pengaruh diet.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kolin—nutrisi dalam kuning telur—penting untuk fungsi kognitif. Penelitian juga mengidentifikasi hubungan potensial antara asupan kolin yang berimbang dan risiko demensia yang lebih rendah.
Kolin memiliki banyak fungsi penting, misalnya, kolin adalah prekursor yang berperan penting dalam membran sel dan memiliki kekuatan neuroprotektif.
Selain itu, kolin memodulasi ekspresi gen-gen kunci yang terkait dengan memori, pembelajaran, dan fungsi kognitif melalui mekanisme epigenetik.
Meskipun tubuh dapat menyintesis kolin, tetapi tubuh tidak dapat menyintesis cukup untuk memenuhi semua kebutuhan tubuh, sehingga sebagian harus diperoleh melalui makanan.
Selain kolin, telur mengandung asam lemak omega-3 esensial yang mendukung kesehatan otak seiring bertambahnya usia. Fakta-fakta ini mendorong para penulis studi baru untuk menyelidiki hubungan antara konsumsi telur dan risiko penyakit Alzheimer.
Studi ini hanya mengikuti pesertanya selama 6,7 tahun. Ini adalah waktu yang relatif singkat untuk melihat perkembangan penyakit seperti penyakit Alzheimer yang berlangsung sangat lama. Bayangkan, mungkin saja orang yang sudah ada tanda-tanda awal justru mengurangi konsumsi telur.
Kemudian, jangan hanya fokus pada satu makanan karena tidak ada satu makanan pun yang bisa jadi pahlawan tunggal. Kesehatan otak dipengaruhi oleh keseluruhan pola makan. Jangan juga hanya mengandalkan telur untuk kesehatan otak.
Referensi
“Eating 1 egg per week linked to lower Alzheimer’s risk, study finds”.
MedicalNewsToday
. Diakses Juli 2025.Pan, Yongyi, Taylor C Wallace, Tasija Karosas, David A Bennett, Puja Agarwal, and Mei Chung. “
Association of Egg Intake with Alzheimer’s Dementia Risk in Older Adults: The Rush Memory and Aging Project
.”
Journal of Nutrition
154, no. 7 (May 22, 2024): 2236–43.Sarter, Martin, and Vinay Parikh. “
Choline Transporters, Cholinergic Transmission and Cognition
.”
Nature Reviews. Neuroscience
6, no. 1 (December 20, 2004): 48–56.