Teratai: Filosofi Tegar di Tengah Kubangan

oleh -502 Dilihat
oleh
Teratai: Filosofi Tegar di Tengah Kubangan

KUTIMPOST.COM – Teratai: Filosofi Tegar di Tengah Kubangan. Di balik kubangan lumpur yang keruh, teratai tetap berdiri anggun. Bunganya mekar seolah tak terpengaruh kotoran yang mengelilingi, menghadirkan pesan bahwa kehidupan selalu punya cara untuk bertahan.

Seperti teratai, manusia pun kerap berjibaku dengan hidup, tegak di tengah kesulitan, mencari cahaya di balik gelapnya kenyataan.

Teratai tumbuh dari dasar lumpur yang dalam. Namun justru dari situlah ia menampilkan kecantikan dan keharuman.

Daunnya lebar, menopang kehidupan kecil di atasnya, sementara kelopaknya merekah tanpa noda lumpur menempel.

Fenomena itu menjadikannya simbol keteguhan, kesucian hati, sekaligus kekuatan untuk tetap bersinar meski dikelilingi keterbatasan.

Kehidupan teratai terasa dekat dengan banyak orang. Di kota, buruh yang bekerja dari pagi hingga larut malam, atau pedagang kecil yang bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi, punya cerita yang mirip.

Mereka tumbuh bukan di lahan yang ideal, tapi justru dari keterhimpitan itulah lahir daya juang. Sama halnya dengan teratai, mereka mekar bukan karena lingkungannya sempurna, melainkan karena tekad hidup yang tak mau padam.

Tak heran, dalam banyak budaya Timur, teratai kerap menjadi simbol luhur. Di India dan Tiongkok, ia dianggap lambang pencerahan.

Dalam filsafat Jawa, teratai sering dipakai sebagai perlambang kesucian jiwa yang tak ternoda oleh dunia luar.

Para pujangga menuliskannya dalam bait-bait sastra, seakan ingin mengingatkan bahwa hati manusia bisa tetap jernih meski bergelimang lumpur masalah.

Namun, di balik makna simbolis itu, teratai tetap hidup di sekitar kita dengan kesederhanaan.

Di desa-desa, ia sering sekadar menjadi penghias kolam. Anak-anak melihat keindahannya tanpa menyadari filosofi yang terkandung, sementara orang tua memaknainya sebagai teladan keteguhan.

Dari ruang-ruang sederhana itulah, teratai terus memberi pelajaran hidup tanpa banyak kata.

Hidup memang tak selalu indah. Ada saat kita terperosok dalam masalah, terhimpit oleh keadaan, bahkan nyaris menyerah.

Namun, teratai memberi teladan: bahwa lumpur bukanlah akhir, melainkan awal untuk tumbuh. Selama ada kemauan bertahan, manusia selalu punya peluang untuk mekar.

Dari kegelapan lahir cahaya, dari kesulitan lahir kekuatan, dan dari lumpur tercipta keindahan.

Teratai, pada akhirnya, bukan hanya bunga. Ia adalah filosofi kehidupan yang mengajarkan ketegaran. Bahwa di balik setiap kubangan, selalu ada kesempatan untuk menemukan jernih.

Maka, selama manusia berani berdiri, dunia tak akan mampu menenggelamkan harapan.

Baca terus artikel kami di GoogleNews

No More Posts Available.

No more pages to load.