Dari Pesantren untuk Negeri, Hari Santri Nasional 2025 Warnai Kutai Timur dengan Nilai Cinta Tanah Air

oleh -48 Dilihat
oleh
Dari Pesantren untuk Negeri, Hari Santri Nasional 2025 Warnai Kutai Timur dengan Nilai Cinta Tanah Air

KUTIMPOST.COM, Sangatta – Dari Pesantren untuk Negeri, Hari Santri Nasional 2025 Warnai Kutai Timur dengan Nilai Cinta Tanah Air. Mentari pagi menembus lembut sela-sela pepohonan di halaman Kantor Kementerian Agama Kutai Timur. Embun yang masih menggantung di ujung daun seolah ikut menjadi saksi kebahagiaan ratusan santri yang berkumpul dengan pakaian seragam putih dan sarung warna-warni.

Di wajah mereka tergambar semangat, harapan, dan cinta-cinta kepada ilmu, kepada ulama, dan tentu saja, kepada tanah air.

Hari itu, Selasa 22 Oktober 2025, Kutai Timur dipenuhi suasana religius dan khidmat. Ratusan santri dari berbagai pesantren, pelajar madrasah, hingga masyarakat umum tumpah ruah memperingati Hari Santri Nasional. Tahun ini, peringatan hari Santri Nasioanl mengangkat tema besar “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”

Acara berlangsung meriah dan penuh makna. Tidak sekadar upacara seremonial, tetapi juga menjadi momentum untuk meneguhkan kembali jati diri santri sebagai penjaga moral bangsa dan pelopor cinta tanah air.

Tepat pukul 08.00 WITA, barisan santri telah memenuhi lapangan. Bendera merah putih berkibar gagah di tengah lapangan, diiringi lantunan shalawat dan gema ayat suci Al-Qur’an. Suasana sakral terasa menyelimuti seluruh peserta.

Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, dalam sambutannya mengucapkan belasungkawa atas insiden 67 santri meninggal di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo Jawa Timur.

“Kita semua berduka bangsa ini berduka. Semoga seluruh korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan iman,” ucapnya saat membawakan pidato dari Menteri Agama Republik Indonesia.

Dari pesantrenlah lahir generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan moral. Dari rahim pesantren, lahir para tokoh besar bangsa ini, mulai dari pejuang kemerdekaan hingga pemimpin umat

Kapolres Kutai Timur, AKBP Fauzan Arianto, hadir langsung dalam upacara bersama jajaran Forkopimda, tokoh agama, dan pimpinan pesantren.

Usai upacara, Kapolres mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meneladani nilai perjuangan para santri yang berlandaskan iman dan cinta tanah air.

“Santri bukan hanya pejuang di bidang agama, tapi juga pejuang di medan kehidupan. Nilai yang diwariskan para ulama harus terus kita jaga bahwa mencintai Indonesia adalah bagian dari iman,” ujarnya penuh semangat.

Di antara kerumunan santri yang hadir, dirinya mengucapkan selamat hari Santri yang membawa semangat untuk peradaban dunia.

“Dengan semangat santri, kita junjung tinggi nilai hubbul wathan minal iman dan dengan semangat kebangsaan mari bersama merawat kemerdekaan, kita jaga kerukunan dan kawal pembangunan Indonesia menuju peradaban dunia yang berkeadilan, berakhlak dan berkemajuan menuju Indonesia emas tahun 2045,” ujar Kapolres Kutim.

Hari Santri tak bisa dilepaskan dari sejarah besar bangsa ini. Tanggal 22 Oktober dipilih untuk mengenang Resolusi Jihad yang diserukan KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1945. Seruan itu mendorong ribuan santri turun ke medan laga mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Semangat itulah yang coba dihidupkan kembali di Kutai Timur.

“Santri adalah pelita yang tidak pernah padam. Dulu mereka berjuang dengan bambu runcing, sekarang santri berjuang dengan pena, ilmu, dan akhlak,” tutupnya sambil tersenyum hangat.

Baca terus artikel kami di GoogleNews

No More Posts Available.

No more pages to load.