KUTIMPOST.COM, Balikpapan – Debat Publik Perdana Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kutim di Hotel Grand Jatra, Balikpapan, pada Sabtu (02/11/2024) berjalan dengan sukses dan lancar.
Ditemui usai acara debat, Paslon nomor urut 01, Kasmidi Bulang dan Kinsu (KB-Kinsu) mengapresiasi antusiasme partai pengusung dan para relawan yang menyempatkan diri untuk dapat hadir secara langsung mengikuti kegiatan debat tersebut. Pihaknya juga menyampaikan rasa syukur karena debat tahap pertama ini dapat berjalan dengan baik.
“Alhamdulillah, hasilnya tadi kita bisa melihat, InsyaAllah tidak mengecewakan ketika diamanahkan kepada kami. Kami mohon doa dan dukungannya terus, InsyaAllah ketika KB-Kinsu diamanahkan memimpin Kutim, akan kita laksanakan dan kita tuntaskan semuanya,” ujar Kasmidi Bulang.
Terkait dengan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) yang sempat mencuat dalam debat, Kasmidi berkomitmen tak ada lagi nilai Silpa yang cenderung besar jika KB-Kinsu diberi kesempatan oleh warga melalui pilkada November 2024 mendatang.
“Silpa sah-sah saja di negara kita, karena itu bagian dari proses keuangan penganggaran yang dilakukan oleh pemerintah, tapi ketika Silpa itu besar berarti ada kinerja yang harus dibenahi. Untuk Silpa kita di tahun 2023 mencapaiii 1,7 triliun,” ungkapnya.
Kasmidi juga menjelaskan penyumbang terbesar Silpa Kutim di tahun 2023 adalah program Tahun Jamak atau Multiyears Contract (MYC) yang mencapai sebesar Rp 414 miliar.
“Kalau menurut saya, sayang kan, karena kita sudah bikin programnya ternyata tidak bisa dibelanjakan 100 persen. Ketika kita KB-Kinsu diamanahkan, Insyaallah akan kita benahi semuanya,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kutim atas doa dan dukungannya sampai dengan hari ini.
“Mari semuanya, kita berjuang untuk Kutim yang lebih baik ke depannya,” tutupnya.
Senada dengan Kasmidi Bulang, Kinsu menyampaikan bahwa dalam menentukan pemimpin yang baik, diperlukan perencanaan program yang harus matang, agar pada saat pelaksaan dapat menjadi fokus pemerintah.
“Pada prinsipnya, setiap pemimpin harus punya perencanaan program yang matang. Intinya saya bersama Pak KB akan fokus pada program unggulan kami, dan itu bukan hanya sekedar retorika,” ujarnya. (*)