Jelang Puncak Kharisma Event Nusantara Lomplai 2023, Dispar Kutim Mantapkan Dengan PD Terkait

oleh -88 views
oleh
banner 1024x768

– Persiapan menjelang puncak Kharisma Event Nusantara Lomplai 2023 yang rencananya berlangsung di Desa Nehas Liah Bing Kecamatan pada 29 April – 2 Mei 2023 terus dilakukan oleh Dinas Pariwisata bersama Perangkat Daerah (PD) dengan melakukan rapat pemantapan untuk mendukung tersebut, senin (17/4/2013) di ruang rapat Dinas Perhubungan.

Rapat ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata () H Nurullah di dampingi Sekretaris Tirah Satriani. Turut hadir Kepala Dinas PMDPTSP Teguh Budi Santoso, perwakilan Dinas Perhubungan, perwakilan Dinas Koperasi UKM, perwakilan Dinas Kominfo Staper, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan stakeholder lainnya.

Di awal pengantar rapat Sekretaris Dispar Tirah Satriani menyampaikan Lomplai 2023 ini merupakan salah satu event nasional yang masuk dalam Karisma Event Nusantara.

“Ini pertama kalinya Lomplai masuk dalam event Nasional, meskipun Lomplai ini sudah sering dilaksanakan oleh adat di ,” ujar Tirah.

Terkait hal tersebut, sambung Tirah, Dispar tidak bisa melaksanakan sendirian, namun harus bekerjasama dengan Perangkat Daerah terkait.

Baca Juga :  Musrenbangcam di Muara Bengkal, Ardiansyah : Pembangunan Infrastruktur Fokus Utama Pemkab Kutim

“Harapannya dengan bekerjasama, kegiatan (Lomplai) ini bisa berjalan dengan baik dan semoga tahun depan kembali masuk dalam Karisma Event Nusantara lagi,” tuturnya.

Sementara itu saat memimpin rapat, Kadis Pariwisata H Nurullah menyampaikan visi dari event ini adalah untuk melestarikan kearifan lokal Dayak Wehea, sedangkan misinya adalah agar terpelihara dan terjaganya serta memperkenalkan kearifan lokal Dayak Wehea kepada publik.

Adapun tujuannya, sambung Nurullah, menjadikannya sebagai potensi wisata budaya dan mendukung program pemerintah dalam upaya melestarikan dan mengembangkan potensi wisata budaya secara Nasional.

“Selain itu memberikan kepada generasi penerus Dayak Wehea akan pentingnya melestarikan kearifan lokal sebagai sebuah identitas,” imbuhnya.

Adapun keunikan Lomplai ini, sambung Nurullah, kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun, kearifan lokal yang turun temurun dan perpaduan ritual, keyakinan dan seni tari, seperti tari Hudoq dan tarian massal tum'bam' Batman dan lainya.

Baca Juga :  Kalahkan Telen 3-2, Sandaran Juara Bupati Cup 2022

“Dampak Sosial dan Budaya dari penyelenggaraan event ini agar terciptanya rasa dan semangat kegotongroyongan masyarakat serta terciptanya rasa kecintaan kaum muda pada kearifan lokal,” kata ia.

Sementara itu dampak ekonominya, kata ia, adanya peningkatan perputaran keuangan selama event dapat memberikan keuntungan bagi para pedagang lokal dan kesempatan bagi memasarkan produk kerajinan tangannya kepada pengunjung.

“Dampak lingkungannya, Lomplai ini mengajarkan bahwa lingkungan dan hutan merupakan lumbung pangan bagi kehidupan semua makhluk,” ujarnya.

Dalam event ini terdapat 11 rangkaian kegiatan, yakni ritual Nyesek E'gung, ritual La'q Pes'yai, ritual Na'q Pes'yai Duq'min, ritual Na'q Pes'yai Wet'min, ritual Na'q Unding Pang'pea, ritual En'die M'na'n, ritual Na'q Jengea, ritual Em'bob Jengea, ritual Ngel'dung, ritual Em'bos Jika dan ritual Em'bos Epaq Pla'I.

“Ke 11 kegiatan ritual tersebut merupakan rangkaian dalam pelaksanaan ritual Lomplai yang puncak kegiatannya disebut Embob Jengea,” pungkas Nurullah. (G-S02)