Uce Prasetyo : Negatif atau Positif ? Corona Edisi 2

oleh -2,045 views
oleh
uce prasetyo
Ilustrasi virus corona

Uce Prasetyo : Negatif atau Positif ? Corona Edisi 2

Covid kah? Tapi Rapit test nya negatif. Saat di infus, di UGD sampel darah di ambil. Di periksa darahnya, untuk beberapa pemeriksaan. Termasuk Rapit test antibodi Covid 19

Walau hasilnya, negatif Spesialis Internis, tetap merujuk ke Spesialis Paru. Saya bisa memahami Test Rapit antibodi memang tidak seakurat swap test (PCR). Saat itu belum populer, pemeriksaan antigen.

Antibodi adalah salah satu pasukan sistem pertahanan (Imun). Seperti negara Ada tentara, polisi, hansip, petugas karantina dan lain-lain

Tubuh manusia juga, punya sistem pertahanan. Ada sistem pertahanan umum. Respon nya biasanya sangat cepat. Dalam hitungan jam.

Sedangkan, Antibodi adalah sistem pertahanan khusus terhadap virus tertentu otomatis baru timbul setelah ada serangan

Setelah radar pasukan yang lagi piket (Sel B dan sel T). Mendeteksi adanya pasukan penyusup (Antigen). Antibodi respon nya, agak lambat, timbul setelah beberapa hari.

Baca Juga :  Ubi Madu Cilembu Tumbuh Subur di Sangatta

Beda dengan Antigen. Antigen adalah bagian tertentu dari musuh (Virus, jamur dll). Secara teori, antigen (pasukan musuh) dulu muncul. Radar tubuh mendeteksi. Lalu, timbulah antibodi (pasukan kita).

Maka, tak heran bila pemerintah sekarang lebih memilih pemeriksaan Rapit antigen daripada Rapit antibodi

Antibodi negatif, belum tentu seseorang tidak ada virus. Karena antibodi bisa jadi muncul 5 – 7 hari, setelah virus menginfeksi. Sedangkan antigen, bisa di deteksi, saat virus ada di tubuh

Hari ketiga, saya mulai di tangani dengan spesialis paru. Di periksakan X Ray dada. Hasilnya, bagus. Masih bersih paru paru nya belum ada gejala Covid

Saat hari ketiga itulah, saya minta di lepas infus Izin / cuti keluar rumah sakit untuk ke kantor KPU Pengundian nomor urut Paslon

Andai tidak wajib, mungkin saya tidak hadir. Dengan kepala pusing, dan demam tinggi, sekitar 38 – 39 derajat saya mengikuti acara di KPU. Setelah selesai, bergegas saya balik lagi ke RS Infus di pasang lagi

Baca Juga :  Rapat Koordinasi dan Evaluasi MUI, Penanggulangan Covid-19 Kutim

Hari ke lima, keluhan tidak berkurang Pusing, diare, dan demam tinggi. Dokter masih penasaran, untuk memastikan, saya di swap PCR. Petugas dari Dinkes. Dengan seragam komplit mengambil sampel swap

Hari ke enam hasil swap keluar. Dini hari, sekitar jam 02.00. Kepala dinas kesehatan, SMS saya. Hasilnya, Negatif

Saya lega, tapi bingung. Leganya, bukan terkena Covid karena bila terkena Covid, otomatis saya tidak bisa bersosialisasi terkait Pilkada

Saya sadar, saya sudah telat mendaftar. Maka, bila terkena Covid, makin telat lagi untuk pergerakan ke masyarakat. Bingung, karena penasaran, saya sakit apa?