SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman, menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mendapat Kabar dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menandakan bahwa Kutai Timur menjadi bagian penting dari Superhub Ekonomi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Bupati Ardiansyah menegaskan bahwa saatnya memaksimalkan peluang dan modal yang ada, baik untuk industri maupun penyerapan tenaga kerja.
Namun, tantangan muncul mengingat rencana pemerintah pusat untuk mengurangi penggunaan batu bara pada tahun 2050, sedangkan Kutai Timur dikenal sebagai salah satu pemasok batu bara terbesar di Indonesia.
“Undang-undang kita sepertinya sudah mulai mengeliminasi batu bara, katanya 2050 batu bara sudah mulai tereliminasi, padahal Kutai Timur dengan batu bara inilah tahun ini angka APBD perubahan mencapai Rp 9,7 triliun,” jelas Bupati, Minggu (5/11/2023) malam.
Dengan proyeksi ini, ia meragukan kemampuan APBD Kutai Timur mencapai angka sebesar saat ini apabila batu bara benar-benar dieliminasi.
Mendorong instansi dan masyarakat, Ardiansyah Sulaiman menekankan perlunya peningkatan produktivitas di sektor lain selain tambang batu bara. Kutai Timur memiliki sumber daya alam yang kaya, termasuk sektor kehutanan, pertanian, perikanan, kelautan, dan pariwisata.
“Ternyata di Bappenas semua sektor itu masuk, dan Kutai Timur diharapkan menjadi superhub di bidang tersebut,” tambahnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Kutai Timur akan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi IKN, terutama dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy.
“Makanya saya bersemangat, kawasan itu (KEK Maloy) harus jadi daerah industri,” pungkasnya.