Cerita dikutip dari Itjenkemendikbud.go.id.
Saya teringat sahabat lama yang dulu pernah tinggal di Garut. Banyak orang memanggilnya Kang Asep, pedagang keliling dengan cara mengkreditkan barang-barang berupa jaket kulit domba disertai dengan ikat pinggang dan dompet.
Produk rumahan ini diberi labeling dengan nama dagang “Asgar, merek yang mirip dengan produk serupa dari Meksiko.
Kang Asep selain menerima titipan produk dari tetangganya, juga dia beserta anak isterinya membuat sendiri jaket kulit dan produk turunannya seperti ikat pinggang, dompet, tas sampai gantungan kunci hingga hampir-hampir kulit mentah yang dibelinya tidak banyak tersisa.
Dalam petualangannya masuk kampung keluar kampung menjadi pedagang keliling, Kang Asep sempat mampir di rumah makan Padang yang menyajikan makanan dan juga kerupuk kulit yang tertulis jelas “Kerupuk Jangek Dari Bukit Tinggi”.
“Kenapa enggak ku manfaatkan saja sisa kulit yang bertumpuk di rumah untuk dijadikan kerupuk jangek”, fikir Kang Asep berkhayal sambil mencermati bungkusan kerupuk khas itu.