KUTIMPOST.COM, Sangatta – Kadisdikbud Kutim Buka Workshop Muatan Lokal Bahasa Kutai. Untuk melestarikan bahasa asli Kalimantan Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengadakan workshop muatan lokal bahasa Kutai.
Dalam workshop itu, diikuti 122 peserta yang terdiri dari guru kelas 1 sejumlah 61 orang, yang berasal dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Kaliorang, Karangan, Kaubun, Sandaran dan Sangkulirang.
Sedangkan, 61 lagi guru kelas 4 yang berasal dari kecamatan yang sama, yaitu Kecamatan Kaliorang, Karangan, Kaubun, Sandaran dan Sangkulirang.
Yang mana guru kelas 1 dan 4 jenjang sekolah dasar menjadi percontohan pertama dalam penerapan muatan lokal bahasa Kutai di Kabupaten Kutai Timur.
Dalam sambutannya, Kadisdikbud Kutim, Mulyono, mengatakan dengan adanya Ibukota Negara (IKN) otomatis akan banyak pendatang yang ke Kaltim, dan dikhawatirkan bahasa daerah akan hilang.
“Kalau kita tidak membentengi, tidak melestarikan budaya kita bahasa kita, saya yakin tidak ada etam (kita), tidak ada lagi nyawa (aku) yang ada elo, gue. Kendia (nanti) elo itu berubah menjadi awak, gue menjadi nyawa,” beber Mulyono, saat membuka workshop bahasa Kutai di Hotel Kutai Permai, Sangatta Utara. Minggu (20/8/2023).
Ia menambahkan, saat ini pemerintah Provinsi Kaltim, sedang disusun Perda tentang bahasa daerah, namun, daerah yang melaksanakan Mulok pertama adalah Kutai Timur.
“Beberapa hari yang lalu saya sempat ngobrol dengan narasumber yang dari balai bahasa, bahwasanya di Kalimantan Timur ini akan dikembangkan selain bahasa Kutai, ada bahasa Paser dan bahasa Berau,” tambahnya.
“Nah, kalau di Kutim saya maunya setelah bahasa Kutai sukses, kita lanjutkan dengan bahasa Banjar dan bahasa Dayak. Karena setahu saya, penduduk asli di Kalimantan Timur, yaitu Kutai, Banjar dan Dayak,” ungkapnya.